logo blog
Selamat Datang Di Blog Kompi Males
Terima kasih atas kunjungan Anda di blog Kompi Males,
semoga apa yang saya share di sini bisa bermanfaat dan memberikan motivasi pada kita semua
untuk terus berkarya dan berbuat sesuatu yang bisa berguna untuk orang banyak.
loading...

Sinopsis Pretty Man Episode 7 Part 2

Sinopsis Pretty Man Episode 7 Part 2. Sinopsis episode 7 part 1 diakhiri dengan cerita dimana Bo Tong diberi tugas oleh Ma Te untuk mencari kantor kosong. David yang tidak tega melihat Bo Tong dimanfaatkan seperti itu oleh Ma Te langsung marah, tapi dasar Ma Te,bukannya merasa bersalah, dia malah tertawa dengan senangnya.


Sinopsis Pretty Man Episode 7 Part 2 !!!!


Keesokanharinya, Bo Tong bersama David dan beberapa pekerja suruhan mulai merapikan kator baru mereka. Saat Bo Tong tengah merapikan meja kerja miliknya, David datang dengan membawa dua buah boneka pasangan. Boneka itu adalah hadiah dari Home Shopping, dan dia membawanya sepasang untuk diberikan pada Bo Tong. 


David berkata kalau bonek yang cewek sangat mirip dengan Bo Tong yang cute. Bo Tong lalu mengambil boneka cowok dan berkata, “boneka kucing ini....”

terlihat seperti aku ya?” ucap David dalam hati, dia sangat berharap Bo Tong menyebut boneka  itu seperti dirinya. Namun sayang yang keluar dari bibir Bo Tong bukanlah nama David melainkan nama “Ma Te oppa”. Hehhehe.... jelas saja David kecewa.

Bo Tong lalu meletakkan boneka kelinci cowok diatas mejanya, tapi karena David ingin Bo Tong menyimpan boneka yang cewek, jadi dia menukarnya. 


Di ruang kerjanya sebagai presiden, Ma te sedang mengamati kalung yang baru dia beli. Tiba-tiba konsentrasinya pada kalung buyar saat Bo Tong datang dengan membawa papan nama “Presiden Dokgo Ma Te” yang bernuansa kekanak-kanakan. 


Ternyata Bo Tong bukan hanya membuatkan untuk Ma Te, dia juga membuatkan papan nama untuk David dengan nama “Ketua Tim Choi David”. Karena tidak mau mengecewakan Bo Tong seperti yang dilakukan Ma Te, David pun langsung memuji papan namanya. 

“Ketua Tim?” tanya Ma Te yang terlihat tidak setuju dengan jabatan David.

“Kita sudah merekrut dia, dia tidak lagi jadi asisten manager” jawab Bo Tong.

“Oh, apa kau seorang bos sekarang?” tak dapat berkata apa-apa lagi, Bo Tong berniat mengambil lagi jabatan David, namun di cegah oleh Ma Te.”Tidak masalah, Ketua Tim tanpa anggota tim, itu tidak buruk.”

“Aku tidak perduli dengan jabatan seperti ketua Tim, tapi kita harus membentuk sebuah Tim. Kita sudah dapat jadwal penyiaran ketiga dan keempat di MG, akan sulit kalau hanya Bo Tong dan aku.” Jawab David.

“Ini adalah tim mu, jadi kau yang urus.” Jawab Ma Te tak mau ambil pusing. 

“Benar... presiden kita hanya nama saja... jadi dia tidak tahu hal seperti itu.”tambah Bo Tong polos, tentu saja ucapan Bo Tong membuat Ma Te kesal.


Bo Tong melihat kalung yang Ma Te pegang, dia bisa tahu kalau itu adalah kalung pasangan, dan dia berniat membeli satu kalung lagi sehingga dia dan Ma Te punya kalung pasangan. Tapi sebelum Bo Tong berbicara banyak tentang kalung, David langsung mengajak Bo Tong keluar untuk membicarakan pekerjaan. Tapi Bo Tong tetap ingin memperhatikan kalung itu agar dia bisa mendapatkan yang sama persis.


Tepat disaat itu Ma Te dapat sms dari In Joong yang berisi, “Kapan kita akan minum sisa anggurnya?” Ma Te terlihat kebingungan dengan ajakan In Joong itu.




Yoo Ra datang untuk menemui Ma Te. Dari ekspresi wajah David sepertinya dia mengenal siapa Yoo Ra. David pegi ke toliet, dia bertanya-tanya kenapa Hong Yoo Ra datang menemui Ma Te? Dan apa hubungan Yoo Ra dan Ma Te?  

(Dari sinilah... aku mulai curiga kalau David adalah anak Nyonya Hong Ran)

Yoo Ra datang membawakan papan nama untuk Ma Te, dan tentu saja papan nama yang dibawa Yoo Ra lebih berkelas dibanding buatan Bo Tong. Bo Tong masuk untuk memberikan minuman pada Ma Te dan Yoo Ra, saat dia meletakkan minuman,  Bo Tong melihat papan nama yang dibawa Yoo Ra. 



Ma Te meminta Bo Tong membawakan minuman hangat, karena di kantor baru mereka belum ada jadi Bo Tong berkata kalau dia akan mencarikannya diluar. Sebelum keluar ruangan, Bo Tong menyingkirkan  papan nama buatannya dari meja Ma Te. Euuum... kasian Bo Tong. 

Karena Ma Te tidak membalas smsnya, In Joong pun menelponnya. Ma Te yang tidak mau menjalin cinta terlarang dengan In Joong langsung mereject-nya.

In Joong pun mengiriminya sms yang berbunyi: 
Prinsip ke empat dalam sebuah koneksi. Jangan menciptakan permusuhan.

Aku hanya ingin memberitahumu, kalau koneksi yang telah menyelamatkanmu, bisa saja menjatuhkanmu lagi. Ingat itu.”


Ma Te benar-benar frustasi menghadapi Kim In Joong. Yoo Ra berkata kalau Ma Te  sudah tertangkap dalam jaringannya Kim In Joong, tidak akan mudah untuk lepas. Ma Te bertanya apa yang bisa dia lakukan ?

“ Ma Te..... kau tidak bisa melihat tombolnya Kim In Joong? Sungguh ? apa yang ditakutkan wanita ini? “ 

Ma Te berfikir sejenak, “Gosip?” 


Yoo Ra menjawab dengan senyuman, “Presdir Park Gi Seok pergi ke New York untuk operasi, kalau sampai ada yang berjalan salah, kau dan aku akan segera hancur. Kita harus cepat dan fokus. Ingat itu. 

Saat akan pergi membeli minuman Bo Tong bertemu dengan David. David pun menemani Bo Tong untuk membeli minuman. Untuk mengobati rasa penasarannya, david bertanya pada Bo Tong tentang Yoo Ra.

“Apa kau kenal wanita itu?” tanya David.

“Aku adalah temannya Ma Te.”  Jawab Bo Tong sambil mengikuti gaya bicara Yoo Ra. 

“Sungguh?”


“begitulah cara dia memperkenalkan dirinya.’” Tambah Bo Tong dengan gaya mengejek, dia juga terus mengikuti gaya bicara Yoo Ra dan itu membuat David tertawa.



Bo Tong datang dengan membawa kopinya tepat disaat Yoo Ra keluar dan akan pergi. Saat berhadap-hadapan, Yoo Ra hanya memberi salam dapa David dengan anggukan, sepertinya Yoo Ra benar-benar tidak mengenal David tapi sebaliknya David sepertinya mengenal siapa Yoo Ra dan itu yang membuatnya penasaran. 


David mendapat telepon dari ibunya Bo Tong yang berkata kalau ibu Bo Tong berada di Seol dan dia bertanya alamat mess-nya Bo Tong. David menjawab kalau dia akan mengirimi alamatnya lewat SMS dan dia juga berjanji kalau Bo Tong dan dia akan segera pulang untuk bertemu dengannya. 

“Ibu? Ibu siapa?” tanya Ma Te penasaran.

Dengan bangganya  David menjawab,  “ibunya Bo Tong.” David sengaja memanas-manasi Ma Te dengan bertanya-tanya  kenapa Ibu Bo Tong lebih memilih menghubunginya bukannya menghubungi Bo Tong. Tak mau memberi penjelasan panjang lebar pada Ma Te, David langsung mengajak Bo Tong pulang. 



Ibu dan adik Bo Tong sudah tiba di rumah David.  Mereka curiga kalau tempat yang mereka datangi itu bukanlah mess karyawan, tapi untungnya Duk Saeng datang, jadi David bisa menjelaskan kalau rumah itu benar-benar mess karena bukan hanya mereka berdua yang tinggal di rumah itu, tapi  ada orang lain juga. 


Di rumah, Ma Te benar-benar penasaran kenapa David begitu dekat dengan ibunya Bo Tong bahkan memanggilnya dengan sebutan “Ibu”. Sangat penasaran, Ma Te mengambil kunci mobilnya dan pergi ke rumah David.

Di rumah David, mereka semua makan malam bersama sambil bercanda dan tertawa. Dan seperti biasa, orang yang merasa tidak nyaman dengan pertemuan itu adalah Bo Tong.  Ibu Bo Tong mengatakan alasan kedatangannya karena sebelumnya Bo Tong membawa sup sosis daging, “dan setelah itu, aku  tidak mendengar beritanya lagi jadi aku kuatir dan datang.”

David lalu menyarankan agar ibu mengubah menu makanan di restorannya dengan soon-dae-koo, karena soon-dae-kook buatan ibu Bo Tong enak. Ibu menjawab kalau inti masalah di restorannya bukan karena menunya, tapi karena perekonomian didesanya buruk. David berpikir sebentar dan menyarankan ibu untuk membuka rerstoran di Seoul saja. Mendengar ide  david, tentu saja ibu dan Bo Tong terkejut.

“Di Seoul sangat banyak restoran galbi tapi tidak banyak restoran soon-sae, jadi kompetisinya agak berkurang.” Jalas David dan kali ini Dae Sik setuju dengan ide David.

“Apa yang kau katakan. Makan saja..” ucap Bo Tong menyuruh adiknya untuk tidak ikut campur.


David lalu menyuruh ibu dan adik Bo Tong untuk menginap dirumahnya malam ini  karena masih ada kamar kosong. Tentu saja ibu dan adik Bo Tong setuju, dan yang tidak setuju hanya Bo Tong, dia menyuruh mereka berdua pulang. Melihat tingkah keluarga Bo Tong, selalu bisa membuat David tertawa. Ibu juga menawarkan diri akan membuatkan lagi makanan seperti yang dia bawa ini lain kali, lagi-lagi Bo Tong menyela dan berkata kalau ibunya tidak perlu datang lagi karena Bo Tong sendiri yang akan mengambilnya ke rumah.




Tanpa mereka sadari, Ma Te datang dan melihat mereka dari balik pagar. Melihat keakraban mereka,membuat Ma Te benar-benar tak suka. Sampai-sampai dia menelpon 112 dan mengeluh kalau tetangganya berisik dan minta didiamkan. 

Tak lama kemudian polisi datang dengan mobil patrolinya ke rumah David. Hahhah... dasar Ma Te... cemburunya keliatan banget. 


Keluarga Bo Tong sekarang sudah berada di kamar Bo Tong, ibu bertanya dengan berbisik-bisik tentang dari mana David mendapat uang untuk membeli rumah itu, apakah  dia menghutang. Ibu berbisik-bisik karena takut mendapat komplain lagi seperti sebelumnya. Hehehe... kasian, baru datang ke Seoul langsung didatangi oleh polisi.

Dae Sik menyela dan berkata kalau hanya bicara tidak akan menjadi masalah. Mendengar itu, ibu pun mulai mengeraskan suaranya lagi. Masih penasaran pada David, ibu bertanya kenapa David tidur diluar rumah, apa itu karena Bo Tong tinggal dirumahnya?

Bo Tong menggeleng dan berkata kalau David sudah seperti itu sebelum dia datang, “dia bilang menikmati glambing.” Tambah Bo Tong.

“Glambing?” tanya ibu tak mengerti.

“Camping di perkotaan.” Ucap Dae Sik, sepertinya dia mulai menyukai gaya hidup David.

Ibu bertanya lagi, tentang usaha yang dilakukan perusahaan tempat Bo Tong kerja. Bo Tong menjawab kalau usaha yang dia lakukan adalah menjual kaus kaki, kaus kaki putih yang sebelumnya pernah dilihat oleh ibunya. 

“kalau begitu, perusahaan itu punya Direktur Choi?” tanya ibu lagi. 

Bo Tong menggeleng, “Ma Te o.....” belum selesai Bo Tong menyebut kata oppa dia langsung menutup mulutnya. 


Tentu saja ibu langsung memukul Bo Tong dan berteriak karena menyebut nama Ma Te. Tak mau ibu terus memarahinya Bo Tong menyuruh ibunya diam, kalau tidak polisi yang tadi akan datang lagi.



Dae Sik penasaran dengan kain putih yang menutupi sesuatu, Bo Tong berusaha mencegah Dae Sik membukanya, tapi terlambat. Foto raksasa Ma Te dengan pose andalannya pun terbuka. Melihat foto itu,tentu saja ibu tambah histeris.  


Dengan gaya yang sama dengan yang difoto, kita dialihkan pada Ma Te asli. Hahhaha...ternyata dengan pose seperti itu dia sedang menunggu mienya matang. Sambil memakan mie-nya, Ma te terus menggerutu, “Ahjumma membawa makanan yang sangat enak... dan bercanda bersama. Asisten Manager Choi benar-benar merasakan sebuah kemewahan.”


Ma Te memutuskan menghubungi Bo Tong yang sedang berperang dengan ibunya karena foto raksasa Ma Te.

“Apa yang direncanakan untuk mengembangkan barang selanjutnya?” tanya Ma Te tiba-tiba.

“Kau tidak membicarakan tentang itu sebelumnya oppa?” jawab Bo Tong.


“Aku sudah melakukannya” ucap Ma Te memaksa, dan Bo Tong pun mengalah dan mengiyakan kalau Ma Te benar-benar mengatakan itu. 

“Apa  ini, bukankah sebaiknya kerja tapi malah ribut-ribut tak tentu...” tambah Ma Te.

Bo Tong terkejut karena Ma Te bisa tahu mereka ribut dan polisi datang untuk menyuruh mereka diam. Hahhahha... Ma Te kelepasan bicara. Tapi dia tetap tidak mau Bo Tong tahu kalau dia yang menelpon polisi, sebelum menutup teleponnya, dia menyuruh Bo Tong dan David secepatnya mengumpulkan ide untuk produk terbaru mereka. 


David dan Bo Tong makan disebuah rerstoran yang memiliki catatan : “Restoran kami tidak mengambil lauk sisa. Jika anda meninggalkannya, maka akan kami  buang...”

Bo Tong menyayangkan prinsip restoran itu, karena dia tidak makan timun pasti timun itu akan dibuang oleh pemilik rerstoran.  David pun mengatakan kalau itu bukan masalah dan hal yang wajar. Bo Tong pun tak mempermasalahkannya lagi, dan menyuruh David untuk makan dengan cepat karena mereka harus bekerja. Namun David menolak karena mereka harus menikmati makanan mereka, urusan kerja nanti saja hehhehe.


Bo Tong dan David sudah berada di hadapan Ma Te, untuk  mempresentasikan produk baru. Produk pertama adalah keran air, David menjelaskan kalau produk ini bermula dari ide untuk menjaga Bo Tong Company agar tetap hidup. “sama seperti kesuksesan kaus kaki, kita akan ambil barang yang sudah ada dan menjualnya setelah kembali berguna.”


Ma Te bertanya bagaimana mereka akan membuat keran begitu jadi berguna? Mereka pun menunjukkan video yang sudah mereka buat bersama, dalam video itu terlihat sebuat keran dan ternyata keran itu bukan berfungsi sebagai tempat cuci tangan tetapi sebagai mangkuk mie dengan dua varian, ada kuah pedas dan ada kuah panas. Bukan hanya memperlihatkan mangkuk kerannya, dalam video itu David juga mempraktekkan makan mie tersebut.


Melihat video itu Ma Te merasa mual sendiri.  Ma Te berkata bukankah mangkuk seperti itu akan menghilangkan selera makan, David membenarkan karena itulah yang terjadi padanya. Tapi dia langsung meralat “tidak” saat Bo Tong melihat kearahnya.


David lalu mengeluarkan produk pemikiran mereka yang kedua yaitu telepon gunung yang mereka modif sedemikian rupa menjadi telepon genggam yang simple seperti yang diperlihatkan oleh David dan ponsel itu bisa mereka jual dengan harga murah. Nama produk mereka yang kedua itu adalah “telepon yang bisa dibuang saat anda merasa marah.” Hahhaha..... ide-nya gak ada yang masuk akal.

Ma Te sudah merasa bosan mendengar presentasi mereka, “Apa masih ada yang harus kudengar?”


Produk terakhir mereka, di beri nama “HWa Ryong Jeom Jeong” (barang untuk sentuhan akhir). Heehe... barang kayak mana lagi nih? Ayo kita lihat... 


Ternyata mereka berencana membuat restoran yang hanya menjual “lauk” saja. Hadeuuuuh.... Bo Tong dan David begitu senang dengan presentase mereka, mereka menganggap apa yang mereka sampaikan adalah suatu yang hebat.

Untungnya, Ma Te disini masih bisa berpikir logika, dia tidak bisa menerima satupun produk pemikiran Bo Tong dan David. 


“Seharusnya cukup Bo Tong saja yang bodoh, apa yang sudah dia lakukan, membuat orang lain jadi seperti dia? Aigoo... kepalaku...” keluh Ma Te.


Malamnya, Ma Te masih berada di kantornya, dia sedang berpikir bagaimana cara melepaskan diri dari In Joong. Sepertinya dia benar-benar ingin membuat In Joong digosipkan oleh orang-orang yang dia kenal. Dia mencari tahu dimana biasanya pertemuan klub wanita Cheongdamdong di laksanakan.





Setelah mendapatkan restoran yang biasa di gunakan oleh klub wanita Cheongdamdong, Ma Te langsung mengajak In Joong bertemu disana. Ma Te sangat senang saat melihat In Joong merasa tidak nyaman berada di tempat itu. Dia bahkan mulai merayu In Joong, tepat disaat Ma Te memegang tangan In Joong, rombongan klub wanita Ceongdamdong datang dan melihat semua itu. 


Tak mau ada kesalahpahaman yang ditangkap oleh ketua klub wanita Cheongdamdong, In Joong pun langsung menghampirinya. Ma Te tersenyum senang karena rencananya menjebak In Joong ke dalam sebuah gosip berhasil. 


Apa yang terjadi semalam langsung berdampak pada pekerjaan In Joong, kontrak yang sudah dia buat bersama  Sam Young Electronic dibatalkan. 


“Dokgo Ma Te. Kau membuatku berada dalam situasi yang sulit. Kau sudah menggunakan otakmu? Dengan koneksiku,kau mencoba menggoyahkanku?” ucap In Joong penuh kebencian pada Ma Te.



Dirumah, Ma Te sedang menonton acara talk show dengan bintang tamu Myo Mi. Tepat disaat itu In Joong menelpon. 


“Aku kira kau hanya hidup bergantung dengan wajah cantikmu, tapi ternyata kau juga tahu cara menggunakan otakmu. Terima kasih, karena mu aku kehilangan kontrak yang besar. Begini kah caramu membalas kebaikanku?” ucap In Joong.

“Apa yang sedang kau bicarakan?” tanya Ma Te dengan santai.


“Ayo kita hancur bersama-sama. Ada permintaan yang harus kau turuti. Ini permintaan yang harus kau lakukan. Kau mengerti maksudku?”

“Permintaan apa?”

“Skandal. Dokgo Ma Te, kau perlu jadi karakter utama dalam skandal ini.” Jawab In Joong.

“Skandal? Kau ingin aku membuat skandal dengan siapa?”

“Myo Mi....”

Mendengar nama itu tentu saja Ma Te langsung melihat ke televisi dimana masih ada Myo Mi disana. 

“Apa? Siapa?” tanya Ma Te ingin memperjelas.

“Bintang dunia, Myo Mi.” Jawab In Joong pasti.

Sinopsis Pretty Man Episode 8 ( dari mbak ayu... )

Enter your email address to get update from Kompi Ajaib.
Print PDF
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »

2 komentar

pas paca sinopsis ini aku nyambi makan,untung udah mau abis,pas liat Persentasi David AMA Bo tong soal kran,apa washtafel ya?????,bener bener bikin nafsu makan ilang....apalagi liat mie di dalem washtafelnya......

Balas

haaahaaaa gak masuk akalll.... tpi aku suka banket ma jank geb suk yank narsis abisss ayo di lanjutkannn lagi .... gomawo.... :)

Balas

loading...
Copyright © 2013. Drama Populer - All Rights Reserved | Template Created by Kompi Ajaib Proudly powered by Blogger